Senin, 14 November 2011

Artikel november


DAHSYATKAN DIRI DITAHUN BARU HIJRIAH

            Sebelumnya mari kita mengingat sosok pemuda jenius yang satu ini. Beliau adalah Muhammad idris As-syafi’i. Pada usia belum baligh imam Syafi’i sudah menjadi ulama yang disegani. Usia 9 tahun telah hafal al-qur’an. Usia 10 tahun isi kitab Al-muwatha’ karya imam Malik yang berisi 1.720 hadist pilihan juga mampu dihafalkannya dengan sempurna. Pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan mufti atau hakim agung di kota Mekkah, sebuah jabatan yang disegani waktu itu. Bahkan dia juga adalah orang yang hebat dalam hal membuat sya’ir, qira’at serta menguasai bidang sastra.
            Kita haruslah banyak bercermin dalam hal perubahan hidup. Mengapa? Karena sesungguhnya cermin itu polos, jujur, sportif, dan menyampaikan sesuatu apa adanya. Cermin tidak berkhianat, ia tutupi aib orang yang mengadu padanya.
            Mereka orang biasa dan bias. Kita pun bisa asalkan mau mencoba dan menggesa diri meraih prestasi mulia. Kita bisa membuat impian menjadi ada, membuat obsesi menjadi kenyataan dengan membangun kebiasaan sukses. Belajarlah dari kebiasaan orang sukses. Berfikir sukses dan bekerja sukses. Ubah kebiasaan negative menjadi kebiasaan positif. Karena “ at the first you make habbits, at the last habbits make you “ yang artinya awalnya kamu membentuk kebiasaan dan akhirnya kebiasaan yang membentuk kamu.
            Inspirasi terbesar adalah dari al-qur’an, seperti yang dikatakan oleh Aliza Izzetbegovic ( mantan presiden Bosnia ) yaitu “ jika kita berinteraksi dengan al-qur’an maka senantiasa kita akan mendapatkan hal yang baru “.
            Seperti halnya segenggam tanah yang berada ditempat terpencil sekalipun akan lebih berharga setelah mengalami berbagai macam proses untuk menjadi lebih baik. Begitu juga dengan kita. Jika kita menginginkan pribadi yang luar biasa maka mulailah dari saat ini. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Manusia itu dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka yang menentukan karya besar mereka. Dimata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Tetapi bagi yang memiliki jiwa yang besar, masalah-masalah yang besar sekalipun akan terlihat kecil.
            Untuk menjadi besar kita bisa lebih banyak belajar dari lapangan. 20% kita dapatkan dari membaca dan 80% kita dapatkan dari lingkungan. Itulah faktanya, ilustrasi fakta hidup kita. Pelajaran yang sangat berharga yang berada di lingkungan. Maka dari itu lakukan perubahan besar dalam mendahsyatkan diri untuk menjadi lebih besar dari lingkungan sekitar. Tidak terkecuali dalam mengarungi hidup ini. Lingkungan dan alamlah yang dapat menjadi media belajar yang tidak akan ada habisnya. Kini saatnya kita berfikir besar, berjiwa besar, bervisi besar untuk meraih kebahagiaan yang lebih besar.
            Ada 4 jenis manusia berdasarkan kebutuhannya yaitu:
1)      Manusia perut dan dibawah perut
Yakni manusia yang hanya memikirkan harta, tahta dan wanita
2)      Manusia hati
Yakni manusia yang memiliki kebutuhan social emosional yang tinggi. Ia butuh bergaul, memiliki banyak kawan dan dihargai.
3)      Manusia otak
Yakni manusia yang rasional dan memiliki kebutuhan yang tinggi. Inilah aktivis dan pemikir yang selalu memutar otak.
4)      Manusia spiritual
Yakni manusia yang senantiasa mencari makna terhadap apapun yang dikerjakannya, menggali arti apa yang dijalaninya dan menebarkan kasih sayang kepada sesamanya.
            Bahagialah orang yang mampu membaca potensi dirinya. Celaka orang yang tidak tahu potensi dirinya. Saudaraku, segeralah temukan potensi yang terpendam didalam diri anda. Karena orang-orang yang sukses adalah orang yang selalu menjaga keahlian dan potensi mereka



                                                                                                By : Hana Zyfia Mumtaz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar