BERSAMA APRIL IZINKAN CINTAKU TERPAHAT HANYA UNTUKMU
Ketika rintikan hujan mengajakku untuk melamun sore ini. Kenyataan yang
sulit untuk ku hadapi. Cinta ini begitu dalam hanya untuknya. Namun kini cinta
ini mendapat cobaan yang begitu menyiksaku. Di hari bahagia ini dimana
teman-teman begitu bahagia dengan gelar sarjananya saat ini. Ya hari ini adalah
hari bahagia untuk kami mahasiswa University of Angel’s. tapi tidak dengan
hatiku. Kini ku menyendiri bersama rintikan hujan sore ini. Sementara teman-teman
diluar sana begitu bahagia merayakan keberhasilan mereka.
“Cin..udah
makan?” (ujar mama menghampiriku di kamar)
“hem…masih
kenyang ma” (jawabku)
“ada apa
dengan kamu Cin? Mama lihat dari tadi seperti ada yang sedang kamu fikirkan,
coba cerita ke mama”
“(Cinta
hanya tersenyum)”
“yaudah
kalau belum mau cerita, kalau butuh ditemeni panggil aja mama ya”
“iya,
makasi ma,”
Makan?
Nggak ngerasa lapar dari tadi. Antara rela dan tidak ku melepas Arief. Amerika
bukan dekat. Lantas apakah hati ini sanggup untuk semua ini. Melepas dia hingga
Amerika. Kenyataan yang sangat pahit.
April tinggal hitungan hari, ini hal
yang mustahil tapi nyata. Terakhir pertemuan kami 3 hari yang lalu di upacara
wisuda, itupun ku hanya melihat dia sekilas. Oh Tuhan seperti tidak ada cinta
diantara kami. Sebenarnya ada apa ini? Hingga detik-detik keberangkatanya pun
ia tiada menemuiku. Apa dia begitu membenciku, lantas kenapa dia membenciku apa
salahku.
H-2 keberangkatan Arief ke Amerika
aku pun memutuskan untuk berlibur di Villa yang di Sumatera. Aku pengen
nenangin diri sejenak. Ku nggak ingin ada disaat Arief pergi karena begitu
sakit melihat kepergian dia. Semoga Sumatera mampu mengobati kesedihan yang
begitu dalam ini.
Pesawat pun meluncur ke Sumatera.
Tak terasa aku sudah sampai di Sumatera dan di Bandara ku dijemput oleh supir
kakek yang di Sumatera. Pemandangan yang begitu indah di sepanjang perjalanan
menuju Villa. Namun semua itu tak mampu melupakan bayangan Arief. Begitu sulit
untuk jauh dari bayang-bayangnya. Hingga detik ini tidak ada kabar apapun
darinya. Begitu membuatku semakin gundah. Akhirnya sore itu ku putuskan untuk
menonaktifkan ponselku.
Genap satu bulan keberangkatan Arief,
hingga detik ini belum juga ada kabar darinya. Hanya bintang gemerap malam ini
yang mengetahui hatiku kini. Rindu yang sangat menyayat hati. Namun begitu tak
jua ku mampu menggantikan posisi Arief dengan nama lain. Padahal sudah dua
lamaran dari pihak keluarga mama datang dalam waktu satu bulan belakangan ini.
Hanya nama Arief yang terpahat.
Terasa lama sudah ku di sumatera,
tiba-tiba kakek mengejutkanku dengan formulir beasiswa S-2 ke Singapore. Tanpa
berfikir panjang ku langsung menyetujui tawaran kakek sore itu juga. Esoknya ku
langsung balik ke rumah untuk mengurus persyaratan yang ada. Tiga hari kemudian
ku langsung berangkat ke Singapore. Awalnya mama kurang setuju dengan
keputusanku untuk melanjut s-2 di Singapore. Karena menurut mama Singapore
begitu jauh dan mama takut akan kondisi kesehatanku. Namun ku tetap keras untuk
melanjutkan studiku. Ku berikan alasan kepada mama. Kalau ku tidak melanjut
studiku lantas ku kan terus berada dalam kesedihan mengenang Arief. Mendengar
keputusan itu akhirnya mama mengizinkan. Karena menurutku hanya Singapore yang
mampu mengobati kepiluan ku saat ini. Welcome Singapore and say god bye to
Story about Arief.
Menjadi mahasiswa Singapore adalah
identitasku saat ini. Mengukir kembali cita-citaku bersama sahabat tercinta
sang bintang di malam gemerlap. Tanpa menghancurkan cintaku terhadap Arief.
Namun sedikit melupakan kepiluan atas kepergiannya yang tiada kata. Namun, kini
ku mulai memahami posisi Arief ketika itu. Karena ia begitu menginginkan S-2
Amerika itu. Di malam gemerlap ku selalu menyempatkan diri untuk berdua bersama
bintang menghirup udara malam. Selalu berharap Arief hadir dimalam itu.
Ujian akhir semester kini didepan
mata, bayangan Arief tetap menghampiri dan kini ku jadikan bayangan itu
motivasi prestasiku. Dihari pertama ujian Akhir semester tepat hari ulang tahun
Arief. Ku ingin menghadiahkan nilai terbaikku dihari ulang tahunnya ini. Ku
nggak akan menghubunginya atau mengirim sesuatu untuknya. Ku akan tetap diam
hingga ia memulai untuk bersuara. Bukan berarti ku marah padanya, namun ini kan
menjadi pelajaran terindah untukku.
Hari-hariku di Singapore hanya focus
pada S-2 ku. Karena kefokusan aku itu akhirnya ku berhasil menyelesaikan S-2 ku
di Singapore dalam waktu genap 1,5 tahun. Dan tibalah waktunya ku pulang ke
Indonesia. Ku rindu akan Indonesia dan teman-temanku tentunya.
Di hari kepulangan menuju Indonesia
ku coba untuk mengaktifkan kembali ponselku yang kian lama sudah ku non
aktifkan. Satu message yang keluar begitu ku aktifkan. Message di tanggal
kepergian Arief ke Amerika dan pesan itu tepat dari Arief “bersama april izinkan cintaku terpahat hanya untukmu”. Hanya
ekspresi biasa yang timbul ketika itu. Bahagia ataupun sedih tiada terukir. Tak
terasa pesawatku telah mendarat kembali di kampung halaman. Welcome again
Indonesiaku. Senyuman hangat yang kuberikan dimalam itu. Sesampai di Indonesia
ku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Dimana ku ingin keesokan
harinya ku langsung menghirup udara di kota kembang itu. Ku ingin ke suatu
tempat dimana ku dan Arief menyukai tempat itu. Ku ingin benar-benar mencari
jawaban akan cinta ini. Jika memang ku harus mengubur cinta ini, maka disanalah
tempatnya.
Matahari yang begitu indah menyambut
bangun tidurku. Ku menyibakkan tirai kamar tempat penginapanku. Tepat kamar itu
berada di bibir pantai. Pantai tempat ku dan Arief selalu membuang
masalah-masalah yang membumbui kehidupan kami. Tiada seorangpun terlihat
disana. Hanya pepohonan yang kian menari bersama deburan ombak. Pagi yang
begitu indah ujarku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar