Rabu, 07 November 2012

BERSAMA APRIL IZINKAN CINTAKU TERPAHAT HANYA UNTUKMU_cerpen


BERSAMA APRIL IZINKAN CINTAKU TERPAHAT HANYA UNTUKMU
Ketika rintikan hujan mengajakku untuk melamun sore ini. Kenyataan yang sulit untuk ku hadapi. Cinta ini begitu dalam hanya untuknya. Namun kini cinta ini mendapat cobaan yang begitu menyiksaku. Di hari bahagia ini dimana teman-teman begitu bahagia dengan gelar sarjananya saat ini. Ya hari ini adalah hari bahagia untuk kami mahasiswa University of Angel’s. tapi tidak dengan hatiku. Kini ku menyendiri bersama rintikan hujan sore ini. Sementara teman-teman diluar sana begitu bahagia merayakan keberhasilan mereka.
“Cin..udah makan?” (ujar mama menghampiriku di kamar)
“hem…masih kenyang ma” (jawabku)
“ada apa dengan kamu Cin? Mama lihat dari tadi seperti ada yang sedang kamu fikirkan, coba cerita ke mama”
“(Cinta hanya tersenyum)”
“yaudah kalau belum mau cerita, kalau butuh ditemeni panggil aja mama ya”
“iya, makasi ma,”
Makan? Nggak ngerasa lapar dari tadi. Antara rela dan tidak ku melepas Arief. Amerika bukan dekat. Lantas apakah hati ini sanggup untuk semua ini. Melepas dia hingga Amerika. Kenyataan yang sangat pahit.
            April tinggal hitungan hari, ini hal yang mustahil tapi nyata. Terakhir pertemuan kami 3 hari yang lalu di upacara wisuda, itupun ku hanya melihat dia sekilas. Oh Tuhan seperti tidak ada cinta diantara kami. Sebenarnya ada apa ini? Hingga detik-detik keberangkatanya pun ia tiada menemuiku. Apa dia begitu membenciku, lantas kenapa dia membenciku apa salahku.
            H-2 keberangkatan Arief ke Amerika aku pun memutuskan untuk berlibur di Villa yang di Sumatera. Aku pengen nenangin diri sejenak. Ku nggak ingin ada disaat Arief pergi karena begitu sakit melihat kepergian dia. Semoga Sumatera mampu mengobati kesedihan yang begitu dalam ini.
            Pesawat pun meluncur ke Sumatera. Tak terasa aku sudah sampai di Sumatera dan di Bandara ku dijemput oleh supir kakek yang di Sumatera. Pemandangan yang begitu indah di sepanjang perjalanan menuju Villa. Namun semua itu tak mampu melupakan bayangan Arief. Begitu sulit untuk jauh dari bayang-bayangnya. Hingga detik ini tidak ada kabar apapun darinya. Begitu membuatku semakin gundah. Akhirnya sore itu ku putuskan untuk menonaktifkan ponselku.
            Genap satu bulan keberangkatan Arief, hingga detik ini belum juga ada kabar darinya. Hanya bintang gemerap malam ini yang mengetahui hatiku kini. Rindu yang sangat menyayat hati. Namun begitu tak jua ku mampu menggantikan posisi Arief dengan nama lain. Padahal sudah dua lamaran dari pihak keluarga mama datang dalam waktu satu bulan belakangan ini. Hanya nama Arief yang terpahat.
            Terasa lama sudah ku di sumatera, tiba-tiba kakek mengejutkanku dengan formulir beasiswa S-2 ke Singapore. Tanpa berfikir panjang ku langsung menyetujui tawaran kakek sore itu juga. Esoknya ku langsung balik ke rumah untuk mengurus persyaratan yang ada. Tiga hari kemudian ku langsung berangkat ke Singapore. Awalnya mama kurang setuju dengan keputusanku untuk melanjut s-2 di Singapore. Karena menurut mama Singapore begitu jauh dan mama takut akan kondisi kesehatanku. Namun ku tetap keras untuk melanjutkan studiku. Ku berikan alasan kepada mama. Kalau ku tidak melanjut studiku lantas ku kan terus berada dalam kesedihan mengenang Arief. Mendengar keputusan itu akhirnya mama mengizinkan. Karena menurutku hanya Singapore yang mampu mengobati kepiluan ku saat ini. Welcome Singapore and say god bye to Story about Arief.
            Menjadi mahasiswa Singapore adalah identitasku saat ini. Mengukir kembali cita-citaku bersama sahabat tercinta sang bintang di malam gemerlap. Tanpa menghancurkan cintaku terhadap Arief. Namun sedikit melupakan kepiluan atas kepergiannya yang tiada kata. Namun, kini ku mulai memahami posisi Arief ketika itu. Karena ia begitu menginginkan S-2 Amerika itu. Di malam gemerlap ku selalu menyempatkan diri untuk berdua bersama bintang menghirup udara malam. Selalu berharap Arief hadir dimalam itu.
            Ujian akhir semester kini didepan mata, bayangan Arief tetap menghampiri dan kini ku jadikan bayangan itu motivasi prestasiku. Dihari pertama ujian Akhir semester tepat hari ulang tahun Arief. Ku ingin menghadiahkan nilai terbaikku dihari ulang tahunnya ini. Ku nggak akan menghubunginya atau mengirim sesuatu untuknya. Ku akan tetap diam hingga ia memulai untuk bersuara. Bukan berarti ku marah padanya, namun ini kan menjadi pelajaran terindah untukku.
            Hari-hariku di Singapore hanya focus pada S-2 ku. Karena kefokusan aku itu akhirnya ku berhasil menyelesaikan S-2 ku di Singapore dalam waktu genap 1,5 tahun. Dan tibalah waktunya ku pulang ke Indonesia. Ku rindu akan Indonesia dan teman-temanku tentunya.
            Di hari kepulangan menuju Indonesia ku coba untuk mengaktifkan kembali ponselku yang kian lama sudah ku non aktifkan. Satu message yang keluar begitu ku aktifkan. Message di tanggal kepergian Arief ke Amerika dan pesan itu tepat dari Arief “bersama april izinkan cintaku terpahat hanya untukmu”. Hanya ekspresi biasa yang timbul ketika itu. Bahagia ataupun sedih tiada terukir. Tak terasa pesawatku telah mendarat kembali di kampung halaman. Welcome again Indonesiaku. Senyuman hangat yang kuberikan dimalam itu. Sesampai di Indonesia ku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Dimana ku ingin keesokan harinya ku langsung menghirup udara di kota kembang itu. Ku ingin ke suatu tempat dimana ku dan Arief menyukai tempat itu. Ku ingin benar-benar mencari jawaban akan cinta ini. Jika memang ku harus mengubur cinta ini, maka disanalah tempatnya.
            Matahari yang begitu indah menyambut bangun tidurku. Ku menyibakkan tirai kamar tempat penginapanku. Tepat kamar itu berada di bibir pantai. Pantai tempat ku dan Arief selalu membuang masalah-masalah yang membumbui kehidupan kami. Tiada seorangpun terlihat disana. Hanya pepohonan yang kian menari bersama deburan ombak. Pagi yang begitu indah ujarku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar