Kini saatnya menyadari bahwa kecintaan orang tua terhadap anaknya
benar-benar tak mampu terbalaskan. Terkadang ibu selalu melarang ini dan itu
yang kita inginkan. Dan kita pun merasa kian terkekang. Namun, sadarilah bahwa
itu adalah suatu bentuk kekhawatiran ibu yang bertanda ia sangat mencintai
kita. Tiada kasih sayang dari siapapun yang mampu menandingi kasih sayang ibu.
Pacar?? Tidak. Kasih sayang pacar hanya 10 % dari kasih sayang ibu.
Ingatkah kamu ketika seorang ibu mencium anaknya ketika seorang anak
yang baru saja menunaikan ijab Kabul pada suatu pernikahan. Begitu eratnya
pelukan sang ibu terhadap anak gadisnya. Tergambar begitu berat ia untuk
melepaskan anak gadisnya. Tahukah kamu apa yang menyebabkan ia bersikap seperti
itu? Ia takut kau tak terjaga oleh suamimu. Ia takut kurang disayang oleh
suamimu. Ia takut akan kebahagianmu. Karena sungguh hanya ia yang mengerti
semua tentangmu kawan. Kesukaanmu, manzamu, sakitmu, bahagiamu…semua ia tahu.
Ingat ketika kau demam maka ibu adalah orang yang paling khawatir. Apapun akan
ia relakan demi kesembuhanmu. Baru demam…yang bisa kita bilang itu sepele.
Ingat ketika kau pulang sekolah tak selera makan, maka ia akan masakan apapun
yang kau inginkan agar kau berselera untuk makan. Kembalilah untuk mengingat
masa SDmu. Ibu selalu menyiapkan masakan terlezat untukmu sepulang sekolah. Ibu
selalu berusaha membuatkan makanan yang memacu selera makanmu. Ibu terus
berfikir untuk mengganti menu makanan di setiap harinya.
Kini, kau telah beranjak dewasa. Pergaulanmu mulai tak mampu
terkontrol olehnya. Kau memiliki teman lawan jenis. Kau mulai perlahan
melupakan ibu. Kau lebih sering komunikasi dengan teman baruu itu. Kau rela
berbohong kepada ibu hanya demi teman barumu. Kau pun mulai jarang pulang. Hari
libur kau manfaatkan untuk bersenang-senang dengan lawan jenismu itu. Ya
sebutlah dia adalah pacarmu..your boy friend..sementara disetiap weekend ibu
selalu menunggu kepulanganmu..ibu telah siapkan makanan kesukaanmu..ibu telah
menunggumu didepan pintu rumah…ibu sangat merindukanmu. Apakah kau pernah
memikirkan itu kawan?
Kini hubunganmu dengan ibu kian menjauh. Berawal dari teguran ibu
kepadamu untuk tidak terlalu dekat dengan pacarmu itu. Namun, kau membantah
amanah ibu. Kini, kau pun mulai berperang dengan ibu. Melawan semua perintahnya
dan lebih mementingkan hawa nafsumu. Sadarkah kau siapa yang telah membuatmu
mampu berdiri sekarang sadarkah kau siapa yang telah merawatmu tanpa bayaran
selama 20 tahun? Sadarkah kau siapa yang membuatmu mampu menikmati dunia ini?
Ibu…hanya dia. Ingatlah masa-masa kecilmu. Semua keinginanmu harus dipenuhi.
Ibu selalu berusaha akan itu.
Dan ayah, tahukah kamu keringat yang telah dikeluarkan ayah selama
ini. Pernah kah kau menyapa kelelahan ayah. Pernah kah kau bertanya kabar ayah?
Pernahkah kau mengkhawatirkan ayah ketika ia belum pulang di jam 21.00?? kawan,
ayah selalu mengorbankan waktu istirahatnya untuk mencari uang dan uang. Bahkan
ia sering melupakan jadwal makannya. Ia sudah tak mengenal ngantuk di siamg
atau malam hari. Ia tak perdulikan keringat yang telah membasahi bajunya.
Bahkan terkadang ia merelakan semuanya hanya untuk memenuhi kebutuhan di rumah.
Kebutuhanmu..hanya untukmu.
Medan,
17 Desember 2011
By
: hana zyfia Mumtaz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar