Kamis, 01 Januari 2015

Mahameru di Lensa April




Derai airmata tak lagi aneh
Torehan kata demi kata tak lagi asing di telinga
Jemari yang berjanji
Waktu yang berjalan
Dan hati yang kokoh

Cinta yang tulus bukanlah cinta sesaat
Cinta yang tulus bukanlah semata karena popularitas
Namun,
Cinta yang tulus adalah kekuatan
Kekuatan yang tiada orang tahu seperti apa wujudnya bahkan sampai kapan ia bertahan

Mencintaimu adalah sebuah cerita yang banyak menyimpan kesan
Cerita sedih maupun senang
Terlihat jelas keegoisan masing-masing
Namun,
ini yang ke tiga kalinya bertemu dengan April
April yang panas… April yang keras serta egois tak memiliki perbedaan signifikan dengan Agustus

Detak jam, Lagit Kelam, Bintang yang indah dan hujan yang kian mesra
Selalu menemani kesepian hanva
Layaknya hanva yang kian merindu suatu hari nanti
Hari yang tiada satu pun manusia mampu menerkanya
Kapan itu? Ntahlah
Ntah sampai kapan kekuatan ini akan terus bertahan
Hingga cita itu mampu tergapai

Hari indah dimana hanva bersatu menjadi bintang
Dimana hanva tak lagi terpisah
Dimana hanva kian bersama
Hari indah itu

Mencintaimu bukanlah teori
Mencintaimu bukanlah penelitian bahkan riset
Mencintaimu tak mampu diukur dengan skala terbesar sekalipun
Mencintamu adalah perjalanan yang belum tau ujungnya
Sampai sejauh mana kekuatan ini mampu melewatinya
Perjalanan mencintaimu tak seperti jalan tol, tak juga seperti mendaki sinabung
Mencintaimu bagaikan menakhlukan mahameru yang belum tau kapan mampu menjamahnya
Bisa hanya khayalan namun tak menutup kemungkinan untuk nyata
Hanya waktu yang akan menjawab nantinya

Indahnya perjalanan menuju mahameru di lensa April tak selalu mengukir tangisan
Indahnya mahameru di lensa April kian terlihat
Jemari tangan yang tulus mencoba untuk menepis derai air mata yang tumpah membasahi pipi
Sentuhan jemari menjelma energy kekuatan
Dengan sejuta alasan untuk bertahan menatap indahnya mahameru sesungguhnya

Namun, Kini saatnya April berhenti untuk semua harapan semu
Menanti kebahagiaan dibalik kesenjaan yang semu
Tak mampu memeluk mahameru di lensa April
Mahameru di lensa April ini tak seperti yang diharapkan
Kini semua tinggal tatapan kosong yang menjadi puing-puing kekecewaan
Mahameru hanya keindahan di khayalan
Jauh dari pelupuk mata yang sesungguhnya

Ku tak mampu membahagiakanmu
Ku tak mampu mengukir senyumanmu
Ku hangus dalam kelemahan ini
Terbenam kian tertimbun bersama debu harapan yang kian jauh dari tatapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar