Ia sepi
dalam ketegaran
Ia
berjuang melawan rasa yang ada
Ia
buntu dalam ingatan untuk hanya bayanganmu yang hadir
Ia
terlalu bodooh untuk mengikhlaskanmu
Malam
ketika itu, ia rasakan heningnya
Ia
nikmati redupnya sang lampu di jalanan
Ia
dengar sepinya malam ketika itu
Hanya
jeritan hati akan kerinduan yang tak pernah lekang hingga detik ini
Ucapanmu
di malam ketika itu tak mampu menguras kebencian
Hingga
ia benar-benar selesai
Sang
hujan kian membasahi malam ketika itu
Dalam
diam ia kian basahi hati yang mulai kering dari sapaanmu
Aneh
dan benar-benar aneh hingga serasa alam ikut berperan di malam ketika itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar