Rabu, 19 Oktober 2011

Cerpen Han


BERSAMA SINARNYA BINTANG ANTARA CINTA DAN SAHABAT

            Hari pertamaku di kampus terasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa sedikitpun. Bahkan aku merasa sedikit ilfeel melihat kelakuan teman-teman di kelasku yang masih seperti anak SMA itu. Belum lagi teman yang sombongnya keterlaluan. Duh….nggak ada yang istimewa pokoknya. Itu memang bukan jurusan yang aku inginkan dari awal. Terfikir saja nggak pernah kalau aku sampai masuk jurusan sekarang ini.
            Sesosok mata tertuju padaku. Siapa dia? Kenapa ketika ku melihatnya, semua masa lalu ku di SMA teringat kembali. Padahal memori itu sudah lama ku lupakan. Bahkan aku sudah menganggap orang itu tiada di duniaku. Dirta itulah nama sosok yang mengingatkan ku pada masa laluku. Sepulang dari kampus ku langsung baringkan badan di kamar. Tanpa sadar ku terlelap dengan seragam kampusku hingga adzan maghrib berkumandang. Hari itu memang melelahkan. Makalah persentase yang bertumpuk yang harus disiapkan membuatku tidak ingat makan. Hingga malam tiba terlintas olehku bayangan Dirta. Kenapa harus dia yang hadir malam ini ujar hatiku. Siapa sebenarnya Dirta.
            Keesokan harinya, lagi-lagi ku menemukan sosok Dirta seperti layaknya Fatin. Kasih sayang Fathin yang belum sempat terbalas olehku. Setiapku melihat Dirta seperti bayangan Fathin yang bersamanya. Hingga ku putuskan untuk menjadikan ia sahabat dekatku. Tanpa kusadari perhatian yang kuberikan ke Dirta sudah melewati batas seorang sahabat. Kenapa seperti ini tanya hatiku.
            Dirta absent. Kenapa dia? Tapi kenapa aku terlalu berlebihan mengkhawatirkannya. Terasa sunyi banget tanpa kehadiran Dirta di kampus. Hari-hariku membosankan. Dapat kabar ternyata dia sakit. Inginku menjenguknya, tapi ku sempat mengetahui bahwa dia telah memiliki sosok yag istimewa dalam hidupnya. Baiklah saat itu juga ku mulai memutuskan untuk menjaga perasaanku terhadapnya. Ku harus yakinkan kalau dia Dirta dan tetap Dirta, bukan Fathin yang ada dalam bayanganku ketika melihatnya.
                                                            ********

            Kembali ku melihat wajah Dirta di kelas. Ia baru siuman. Tampak wajahnya masih  pucat dan tubuhnya masih lemas. Namun ku tak berani menanyakan kesehatannya. Hari-hari di kampus berjalan baik. Tetapi yang aku herankan tingkah Dirta yang sepertinya memberikan perhatian focus padaku. Tidak mungkin ini hanya perasaanku.
“ Zy…..” ( panggil aya )
“ ya, ada apa ya? ” ( tanyaku )
“ aku mau ngomong sesuatu, tapi rahasia karena aku uda terlanjur janji ma orangnya ” ( ujar aya )
“ iya-iya. Emangnya ada apa sih? ” ( tanyaku penasaran )
“ kemarin Dirta nanya-nanya tentang kamu ke aku, tadinya ku kira dia naksir ma kamu, eh ternyata temannya yang naksir ma kamu. ”
“ teman?? Siapa ya? ”
Tanpa kami sadari Dirta memperhatikan pembicaraan kami dari tadi.
“ opz….. kayaknya Dirta ngeliatin kamu tu ya. Ayo ketauan kamu bocorin rahasia dia ke aku., “
“ mati aku. Pura-pura nggak tau aja zy. “
“ gimana mungkin??? “
“ ya kita bahas masalah lain. “
“ lihat tu orangnya menuju kesini. ”
“ aku nggak ikutan zy. ”
“ hei…tapi inikan….”
Belum sempat omonganku habis, aya langsung pergi.
“ zy, teman aku titip salam ” ( ujar Dirta dengan nada datar )
“ oya… siapa? Apa aku kenal dengan temanmu itu? ” ( tanyaku )
“ ya nggak sih, tapi kalian pernah ketemu ”
“ hem… ya wa’alaikum salam. Tapi aku lupa yang mana dan siapa.”
“ yaudahlah gausah terlalu di fikirkan ”
Pembicaraan kami terputus karena Dosen masuk. Ditengah perkuliahan Dirta tampak risau sesekali ku lihat. Ada apa lagi dengan anak itu ujarku dalam hati. Usai mata kuliah ku langsung menusuri jalan keluar dari kelas menuju gerbang dan berharap segera tiba di rumah.
            Sambil ku baringkan badan di kamar hal biasa yang ku lakukan sepulang kuliah, 1 message kembali membisingkan telingaku. Message from Dirta again. Setelah ku buka, owh tidak. Ini hal yang nggak mungkin seorang Dirta menembakku. Cinta???? Pilihan yang membingungkan. Hal yang tidak mudah  untuk dipercayai. Secara di kelas itu kami jarang dekat. Dirta sering gabung dengan teman yang lain. Awalnya ku nggak percaya akan message itu. Tapi ku nggak mau Dirta menambah urutan cowok-cowok yang tersakiti olehku. Ku coba memberikan pengerian padanya. Ku juga sempat memberikan jawaban.
            Akhirnya, hubungan hati kami terjalin tanpa kusadari dan tiada satu pun dari teman kampus yang tahu akan hal ini. Komunikasi melalui via telephon pun terjalin. Message demi message terkirim di tiap harinya. Ku juga sempat bercerita tentang siapa aku padanya. Termasuk sosok Fathin, syukurnya dia sangat terbuka mendengar semua cerita aku. Sayangnya dia nggak pernah mau menceritakan cewek yang menjadi teman istimewanya itu. Sempat terlintas rasa cemburuku pada gadis maya dalam bayanganku itu. Tapi itu bukanlah masalah yang harus ku ceritakan dan tanyakan padanya. Komunikasi yang terjalin standart sebatas teman dekat. Bahkan dia tetap menjalin hubungan dengan gadis itu sepengetahuan aku. Aku tidak begitu peduli, karena aku juga masih nggak mengerti akan perasaanku kepadanya. Karena semua ini berawal dari bayangan Fathin yang ku lihat bersamanya. Ku juga nggak yakin kalau aku benar mencintainya. Karena hatiku belum ingin memulai cinta sebelum ku menyelesaikan studiku. Sampai kapan pun komitmen itu tetap ku pegang.
            Libur semester sudah didepan mata. Perpisahan yang akan terjadi. Pertemuan yang bakal hilang selama liburan ini. Hari terakhir itu memberikan kesan yang lucu tersendiri bagiku, ketika beberapa teman hampir mengetahui gerak gerik kami.
                                                            ********

            Komunikasi jarak jauh pun terjalin selama liburan. Message demi message yang sebenarnya nggak syar’i terkirim. Begitulah seterusnya hingga ku menemukan kecocokan pada dirinya. Dan merasa sepi jika tiada satupun message yang masuk dalam sehari. Dalam hariku terus diwarnai masalah demi masalah namun ku sedikit terhibur bersama orang yang ku anggap klik denganku. Ku ceritakan semua tentang Dirta pada teman terbaikku dimalam hari. Bintang, ya bintang terang di langit yang ku jadikan teman sepi dan galau ku selama ini. Ku ceritakan sosok Dirta padanya dimalam kelam yang hanya ia berani bersinar. Sinarnya yang tak pernah redup yang menumbuhkan semangatku ketika melihatnya. Bintang malamku bintang kelam yang bersinar selalu. Hingga ku ingin sepertinya yang selalu bersinar. Ku ingin sepert bintang yang indah bersinar dan dicintai banyak orang. Bukan seperti hujan yang selalu membasahi.
                                                            ********
Hari-hari yang ditunggu oleh semua mahasiswa UNEVERSITY OF CHANGE EXPERIMENT  telah tiba. Kembali hari-hari terisi dengan sorak gembira dan canda tawa dari masing-masing kelas. Tanpa terkecuali kelasku yang super heboh itu.
Semua problemku terasa terobati. Semua rinduku terasa lepas. Memang benar dunia ini hanyalah berisi orang-orang yang berani dan cedas. Tiada masalah dalam sebuah kehidupan bagi orang-orang yang berjiwa besar.
Sepoian angin terasa manjakan tubuhku di siang terik ini. Bersama hati yang galau, disaat yang sama kau ambil keputusan ini. Sahabat atau teman? Ini adalah pilihan yang memberatkanku. Ku tak berani mengambil jawabannya.
            setelah makan siang tanpa sengaja ku buka message dari  mobile slideku, 1 message from Dirta. Tadinya ku kira message itu berisikan ingatan makan siang atau shalat seperti biasanya, tapi ternyata isinya adalah keputusan yang telah kami ambil bersama. Di siang itu Dirta memutuskan untuk mundur dari pertualangan kami selama ini. Pertualangan mencari kebersamaan dalam ikatan kasih sayang.
            Awalnya hatiku sempat perih mendengar berita itu. Tapi, baguslah karena aku juga bakal focus dengan misi kedepanku. Dalam hatiku ya semoga aja aku akan menemukan kasih sayang sejati itu setelah pengkhitbahan. Mulai minggu de pan aku juga sudah mulai aktif kembali pada agendaku.
            Kita adalah sahabat. Walaupun hatiku masih menyimpan sayang untukmu. Keputusan ini telah disyahkan dan tidak dapat diganggu gugat. Ini adalah keputusan yang sangat cerdas dan tepat banget. Dirta adalah cowok yang cerdas. Benar-benar cerdas. Bukan dalam artian knowledge tetapi rasional. Aku yakin kamu bakal menuai apa yang kamu inginkan. Kamu adalah sosok pekerja keras dan santun. Semoga kau tetap Dirta yang ku kenal selamanya. Jangan pernah diubah oleh kelamnya hidup dan sempitnya waktu. Tapi berubahlah bersama luasnya air di lautan dan canggihnya ilmu al-qur’an.
            Oh no…. are you sure leave me???????????
            Tidak. Ku harus terima ini semua. Demi kebaikan dan tujuan akhirku. Baiklah, aku akan relakan semua ini. Bintang, maukah kini kau kembali menjadi temanku?
                                                                ********




                                                                                                Medan, 12 Februari 2011 M
                                                                                                                                                10 Rabiul Awal 1432 H
                                                                                                By : hana zyfia mumtaz







Tidak ada komentar:

Posting Komentar