Kamis, 20 Oktober 2011

trik menyimak


PEMBELAJARAN MENYIMAK
Pembelajaran menyimak adalah kegiatan membelajarkan siswa agar mempunyai keterampilan menyimak dengan baik melalui latihan-latihan. Dalam melakukan pembelajaran dengan cara latihan tersbut seorang guru tidak cukup hanya berbicara sehingga siswanya menyimak dengan baik. Akan tetapi dikemas menggunakan berbagai bahan pembelajaran yang bersifat interaktif dan menarik perhatian siswa dan yang terpenting adalah menggunakan bahasa yang dimengerti oleh siswa. Apabila terdapat bahasa yang kurang dipahami siswa maka peran guru sebagai fasilitator menjadi sangat penting untuk memberi penjelasan tentang makna arti suatu kode bahasa lisan tertentu tersebut.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media sumber belajar menyimak di antaranya adalah media tulisan yang dibacakan guru atau siswa, rekaman berita radio dan televisi, cerita yang dituturkan atau diperdengarkan kepada siswa dan kegiatan nyata lainnya yang membawa siswa langsung kepada suatu keadaan untuk mereka dapat menyimak.  Kegiatan lain yang ikut mendukung untuk meningkatkan keterampilan menyimak adalah menyimak sambil menulis, membaca, mendengarkan dan membaca. Sebagai penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada beberapa contoh metode yang dapat dilaksanakan dalam proses menyimak di bawah ini.


Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembelajaran menyimak maka suasana kelas harus sedapat mungkin memiliki suasana yang mendukung seperti :
1)    Menantang atau merangsang siswa dalam belajar
2)   Mengaktifkan siswa dalam belajar
3)   Mengembangkan kreatifitas siswa, penampilan siswa secara individu atau kelompok
4)   Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran
5)   Mengarahkan aktivitas belajar siswa ke arah tujuan
6)   Mudah dipraktekkan, tidak menuntut peralatan yang rumit

Beberapa metode pembelajaran yang disarankan untuk dilaksanakan dalam mendukung proses kegiatan menyimak adalah seperti di uraikan di bawah ini :

a.    Metode Simak Ulang Ucap
Biasanya digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dan cara pengucapannya. Guru sebagai model pembelajaran membacakan atau memutar rekaman bunyi bahasa tersebut, seperti fonem , kata mutiara, sembopyan, puisi pendek dengan perlahan-lahan serta intonasi yang jelas dan tepat. Siswa meniru ucapan guru. Peniruan ini dapat dilakukan secara individu, kelompok atau klasikal.

b.    Metode Simak Kerjakan
Metode ini dilaksanakan dengan cara guru mengucapkan kalimat perintah, selanjutnya siswa mengerjakan perintah yang diucapkan guru  misalnya :
Guru    : Toni, ambil dan tunjukkan kepada temanmu huruf  “b”
Toni     : (Mengambil dan menunjukkan huruf “b” kepada temannya sesuai dengan    
                perintah guru.

c.    Metode Simak Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut namanya. Deskripsi tersebut dikomunikasikan kepada siswa dan siswa mendengarkan serta menerka benda apa yang dimaksud oleh guru. Misalnya :
Guru      : Bentuknya bulat, kecil, panjang serta lurus. Bagian depan dibuat runcing. 
                  Dapat digunakan untuk menulis
Siswa     : Pensil


d.   Metode Simak Tulis
Metode simak tulis dikenal dengan dikte/imlak. Guru mempersiapkan bahan-bahan yang akan didiktekan kepada siswanya. Siswa menulis apa yang diucapkan oleh guru.
Misalnya :
            Guru    : Tulislah kata/kalimat “Ini Mama ”
            Siswa   : Mendengarkan dengan cermat, kemudian menulis, “Ini Mama “

e.    Metode Memperluas kalimat
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru. Guru mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan guru. Selanjutnya siswa disuruh menghubungkan ucapan yang pertama dan kedua sekaligus, sehingga menjadi kalimat yang panjang. Misalnya :
Kakak belajar
Menirukan kakak belajar
(memerintahkan) menyambung kalimat
Kakak belajar di kamar belajar



f.     Metode Bisik Berantai
Guru membisikkan kaliamat kepada seseorang siswa. Siswa tersebut membisikkan kalimat tersebut kepada siswa kedua, dan seterusnya sampai anak terakhir. Guru memeriksa apakah kalimat pesan tersebut sampai kepada siswa terakhir dengan benar.

g.    Metode Menjawab Pertanyaan
Siswa-siswa yang  merasa malu untuk membicarakan atau bercerita dapat dibimbing  dengan pertanyaan guru, sehingga siswa bersangkutan menjawab pertanyaan  guru. Pertanyaan yang ajukan dapat berupa berbagai jenis pertananyaan sesuai dengan tema yang diajarkan. Misalnya, untuk memperkenalkan diri siswa, guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswa mengenai nama orang tua, jumlah, umur, jumlah keluarga dan sebagainya.



h.    Metode Identifikasi Tema/Kalimat Topik/Kata Kunci
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pada prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada materi yang harus diidentifikasi. Identifikasi tema untuk sebuah wacana/cerita. Siswa disuruh menerka tema/topik/ judulnya. Kalimat topik untuk semua paragraf. Sedangkan kata kunci untuk sebuah kalimat. Apabila hal ini belum dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan cara memberikan pertannyaan yang memancing ke arah pengidentifikasian yang tepat. Hal ini juga baik untuk mengembangkan diskusi kelas/kelompok, yang berarti pula memupuk kerjasama antar siswa.  Contoh :
-        Silakan mencari cerita sederhana yang terdiri dari beberapa paragraf !
-        Ambil dalah satu paragraf untuk didiskusikan kalimat topiknya.
-        Ambil salah satu kalimat
-        Tentukan bersama siswa kata kuncinya: Ayah pulang dari kantor, Kata
     kuncinya kalimat tersebut adalah Aayah_Pulang.

i.      Metode Mnyelesaiakan Cerita
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama. Guru berhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu keutuhan. Cerita seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan ceritanya sambil menghayati cerita tersebut. Mengapa ? Karna siswa harus menyelesaikan cerita secara bergilir. Misalnya :
Murni suka sekali makan rujak. Suatu hari ketika hari masih pagi, Murni sudah menguliti mangga mentah, nenas, jambu dan sebagainya. Kemudian ia membuat sambal terasi. Diaduknya buah-buahan tersbut dengan sambal terasi. Seterusnya ia makan dengan lahapnya.
            Cerita diatas disampaikan oleh guru, selanjutnya guru menyuruh seoaran siswa untuk meneruskan cerita tersebut.
Anak pertama
Marni terlalu banyak makan rujak tersebut. Tidak lama kemudian perutnya sakit. Sebentar-sebentar ia kebelakang.
Guru kemudian menugaskan siswa lainnya untuk melanjutkan cerita tersebut sesuai dengan pendapat masing-masing siswa tersebut.
Anak kedua
Ibunya mengetahui Marni sakit akibat makan rujak, ibunya memarahi Marni , yang suka berkali-kali diingatkan oleh ibunya, agar tidak terlalu banyk makan rujak.
Guru kembali meminta siswa lainnya untuk melanjutkan cerita tersebut
Anak ketiga
Marni dibawa ke Puskesmas, untuk mendapat pengobatan dari dokter. Di sana Marni di nasehati oleh Bapak Dokter agar tidak terlalu banyak makan rujak
Demikian seterusnya hingga cerita tersebut dirasakan cukup. Dalam hal ini tugas guru adalah memberikan pengutan bahwa sejelek apapun karya siswa adalah yang terbaik bagi siswa tersebut sehingga layak dihargai. Karna karya tersebut adalah hasil dari buah pikirannya sendiri.


j.      Metode Paraprase
Paraprase berarti alih bentuk, Dalam pembeljaran bahasa, paraprase biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk puisi ke prosa atau memprosakan sebuh puisi.  Guru mempersiapkan puisi sederhana yang sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang dibelajarkan. Puisi tersebut dibacakan kepada siswa dan siswa menyikam dengan seksama. Pembacaan puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang jelas dan intonasi yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi dengan bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.

k.    Metode Merangkum
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan yang telah disimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan secara singkat dan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari bahan yang disimaknya. Bahan yang disimak sebaiknya wacana yang pendek dan sederhana sesuai dengan tingkat kematangan anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar